Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
“MATEMATIKA 3”
“MATEMATIKA 3”
Dosen Pengampu :
KURNIA HIDAYATI, M.Pd
KURNIA HIDAYATI, M.Pd
Disusun Oleh :
IMROATUL
CHASANAH : 210614006
JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MI
STAIN PONOROGO
Februari, 2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat
menyelesaikan penyusunan
makalah kami yang berjudul “Pembuktian Dalil Phytagoras dan Penentuan Jenis
Segitiga”.
Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah
“MATEMATIKA 3”. Makalah ini disusun sesuai ketentuan yang
dipelajari pada bab Phytagoras. Selain itu kami juga menyusun dari
beberapa sumber sehingga kita bisa menyelesaikan tugas ini dengan baik dan
benar.
Akan tetapi dalam penulisannya kami merasa masih banyak
kekurangan-kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan
kemampuan yang kami miliki. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat
kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Akhirnya kami sebagai penulis
berharap semoga Allah memberikan pahala yang setimpal pada mereka yang telah
memberikan bantuan, dan dapat menjadikan semua bantuan ini sebagai ibadah. Dan
juga semoga materi ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan pemikiran bagi
pihak yang membutuhkan, khususnya bagi penulis sehingga tujuan yang diharapkan
dapat tercapai.
Amiin Yaa Robbal’Alamiin.
Ponorogo, 29 Februari 2016
BAB
1
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pythagoras (582 SM – 496 SM) adalah
seorang matematikawan dan filsuf Yunani yang paling dikenal melalui teoremanya. Ia lahir dipulau Samos, di daerah Ionia,
Yunani Selatan. Dikenal sebagai "Bapak Bilangan", karena Ia
memberikan sumbangan yang penting terhadap filsafat dan ajaran keagamaan pada
akhir abad ke-6 SM. Kehidupan dan
ajarannya tidak begitu jelas akibat banyaknya legenda dan kisah-kisah buatan
mengenai dirinya.
Salah satu
peninggalan Pythagoras yang paling terkenal hingga saat ini adalah teorema Pythagoras, yang menyatakan bahwa kuadrat sisi miring
(hipotenusa) dari suatu segitiga siku-siku sama dengan jumlah kuadrat dari kaki-kakinya
(sisi-sisi siku-sikunya). Walaupun fakta di dalam teorema ini telah
banyak diketahui sebelum lahirnya Pythagoras, namun teorema ini dianggap
sebagai temuan Pythagoras, karena ia
yang pertama kali membuktikan pengamatan ini secara matematis. Pythagoras
menggunakan metode aljabar untuk menyatakan teorema ini.
Maka dari itu kami akan menjelaskan tentang
“Pembuktian Dalil Pythagoras dan Penentuan Jenis Segitiga” sehingga semua yang
membaca makalah ini dapat menambah wawasan.
B.
Rumusan Masalah
- 1. Bagaimana rumusan dari dalil Pythagoras ?
- 2. Bagaimana cara membuktikan dalil Pythagoras ?
- 3. Bagaimana cara menentukan jenis-jenis segitiga menggunakan dalil Pythagoras?
C.
Tujuan
- 1. Untuk mengetahui rumusan dari dalil Pythagoras
- 2. Untuk mengetahui cara membuktikan dalil Pythagoras
- 3. Untuk mengetahui cara menentukan jenis-jenis segitiga menggunakan dalil Pythagoras
BAB II
PEMBAHASAN
A. Dalil Pythagoras
Segitiga siku-siku adalah segitiga
yang mempunyai sebuah sudut siku-siku. Dalam segitiga siku-siku, sisi-sisinya
terdiri dari dua sisi yang saling tegak lurus yang disebut sisi siku-siku.
Dan satu sisi dihadapan sudut siku-siku disebut sisi miring atau juga disebut Hipotenusa.[1]
Pada gambar di bawah ini a dan b adalah dua sisi siku-siku dan c
adalah hipotenusa dari segitiga siku-siku :
Gambar 1.1 Hubungan antara dua sisi siku-siku
Teorema Pythagoras mengungkapkan
hubungan antara dua sisi siku-siku dan hipotenusa suatu segitiga siku-siku. Pythagoras
menyatakan teorema ini dalam gaya geometris, sebagai pernyataan tentang luas
persegi yaitu : Jumlah luas persegi pada kaki sebuah segitiga siku-siku sama
dengan luas persegi di hipotenusa.
Dengan menggunakan aljabar, kita
dapat memformulasikan ulang teorema tersebut ke dalam pernyataan modern dengan
mengambil catatan bahwa luas sebuah persegi adalah pangkat dua dari panjang
sisinya.[2]
Jika sebuah segitiga siku-siku
mempunyai sisi siku-siku dengan panjang a dan b, dan hipotenusa
dengan panjang c, maka a2 + b2 = c2.
Gambar
1.2 Rumus Pythagoras
Hubungan tersebut dapat dinyatakan dalam berbagai cara yang
saling ekuivalen sebagai berikut :
Gambar 1.3 Berbagai rumus dalam dalil Pythagoras
Jadi, dalil
atau teorema pythagorasnya berbunyi : ”Kuadrat sisi miring (hipotenusa)
suatu segitiga siku-siku sama dengan jumlah kuadrat dua sisi lainnya”.[3]
Contoh :
1.
Diketahui
∆XYZ siku-siku di Y dengan panjang
sisi XY = 7 cm dan YZ = 24 cm. Berapakah panjang sisi miringnya ?
Penyelesaian :
XZ
= √XY2 + YZ2
XZ
= √72 + 242
XZ
= √49 + 576
XZ
= √625 = 25
Jadi,
hipotenusa ∆XYZ adalah 25 cm.
2.
Panjang
sisi miring suatu segitiga siku-siku adalah 15 cm. Jika panjang salah satu sisi
siku-sikunya 9 cm, tentukan panjang sisi segitiga siku-siku yang lainnya!
Penyelesaian:
= 144
AC = √ 144 = 12 cm
Jadi, panjang sisi segitiga siku-siku yang lainnya (AC ) = 12 cm.
[4]
B. Pembuktian Dalil Pythagoras
Teorema ini telah menarik perhatian
banyak ilmuwan, sehingga terdapat lebih ratusan cara pembuktiannya. Berikut ini
diberikan empat pembuktian di antaranya :
Pembuktian cara 1 (Pembuktian dari
Sekolah Pythagoras)
Perhatikan dua persegi berikut ini. Keduanya
memiliki panjang sisi yang sama, yaitu a + b, dengan demikian luasnya
akan sama.
Gambar 1.4 Pembuktian Dalil Pythagoras
Persegi yang pertama
dipartisi demikian, sehingga terdapat dua persegi dengan panjang sisi
masing-masing a dan b, serta empat segitiga siku-siku dengan
panjang sisi siku-sikunya a dan b. Persegi kedua dipartisi
demikian sehingga terdapat satu persegi dengan
panjang sisinya c serta empat segitiga siku-siku dengan panjang sisi
siku-sikunya a dan b. Karena luas ketiga segitiga pada kedua
persegi tersebut sama, dapat disimpulkan bahwa “Jumlah luas dua persegi
dengan masing-masing panjang sisinya a dan b akan sama dengan
luas persegi yang panjang sisinya c.”
Selanjutnya, karena luas persegi
dengan panjang sisinya a, b, dan c masing-masing adalah a2,
b2, dan c2, pernyataan di atas dapat
dinyatakan ulang sebagai a2
+ b2 = c2.
Pembuktian cara 2
Digunakan empat segitiga siku-siku yang sama dengan sisi
siku-siku a dan b, dan hipotenusanya c. Tiga segitiga
terakhir, masing-masing telah diputar 90º, 180º, dan 270º.
Gambar 1.5 Empat segitiga siku-siku
Masing-masing segitiga ini memiliki
luas ½ab, sehingga jumlah luas keempat segitiga di atas adalah 2ab.
Keempat segitiga ini dapat disusun menjadi persegi berlubang berikut ini :
Gambar 1. 6 Persegi Berlubang
Lubangnya berbentuk persegi dengan
panjang sisinya (a - b), sehingga luasnya adalah (a - b)2.
Perhatikan bahwa :
Luas persegi tengah ditambah luas
keempat segitiga akan sama dengan luas persegi luar, sehingga: c2 =
(a - b)2 + 2ab
= a2 - 2ab + b2 + 2ab
= a2 + b2 .[5]
Pembuktian cara 3 (Menggunakan
Diagram Pythagoras)
Bukti berikut ini lebih sederhana
tetapi menggunakan sedikit manipulasi aljabar. Keempat segitiga siku-siku yang
kongruen disusun membentuk gambar di bawah ini.
Gambar 1.7 Persegi dan empat segitiga siku-siku
Dengan
menghitung luas bangun bujur sangkar yang terjadi melalui dua cara akan
diperoleh :
(a + b) =
c2 + 4. ½ ab
a2 + 2ab + b2 = c2 + 2ab
a2 + b2 = c2
Pembuktian cara 4 (Bukti dari
Astronom India Bhaskara 1114-1185)
Gambar 1.8 Bujursangkar dengan sisi
c
Bukti berikut ini pertama kali
terdapat pada karya Bhaskara (Matematikawan India, sekitar abad X). Bangun ABCD
diatas berupa bujursangkar dengan sisi c. Didalamnya dibuat empat buah
segitiga siku-siku dengan panjang sisi a dan b. Dengan konstrusi
bangun tersebut maka :
Luas PQRS + 4. Luas ABQ =
Luas ABCD
(b – a)2 + 4. ½ ab =
c2
b2 – 2ab + a2 + 2ab = c2
a2 + b2 = c2 .[6]
C.
Penentuan
Jenis-Jenis Segitiga Menggunakan Dalil Pythagoras
Dalil Pythagoras hanya berlaku untuk
segitiga siku-siku. Dengan kata lain kebalikan dalil Pythagoras juga berlaku. Kebalikan
dalil Pythagoras dapat dinyatakan sebagai berikut:
“Jika suatu segitiga mempunyai
panjang sisi-sisinya a,b,c dan a2 + b2 =
c2, maka segitiga itu adalah segitiga siku-siku dengan sudut
siku-siku di depan sisi yang panjangnya c.”
Selanjutnya kebalikan dalil
Pythagoras ini dapat digunakan untuk menentukan apakah suatu segitiga itu
siku-siku atau tidak bila diketahui panjang sisi-sisinya.
Bila suatu segitiga siku-siku, menurut
dalil Pythagoras, akan berlaku a2
+ b2 = c2
dimana a dan b panjang sisi siku-siku, dan c hipotenusa
segitiga itu. Bagaimana dengan sebaliknya, yaitu bila panjang sisi-sisi dari
suatu segitiga memenuhi a2 +
b2 = c2 ,
apakah segitiga itu siku-siku ?
Contoh :
PQR merupakan suatu segitiga dengan panjang sisi QR = 3 cm, PR
= 4 cm, PQ = 5cm. Apakah ∆PQR merupakan segitiga siku-siku? Bila ya, tentukan
sudut siku-sikunya.
Penyelesaian :
Dari yang diketahui, diperoleh PR2 + QR2
= 42 + 32 = 25 dan PQ2 = 52 = 25, sehingga
berlaku PR2 + QR2 = PQ2
Menurut kebalikan dalil Pythagoras
dapat disimpulkan bahwa ∆PQR merupakan segitiga siku-siku. Lebih lanjut, sudut
siku-sikunya adalah sudut di depan sisi PQ (yang merupakan sisi terpanjang), yaitu
∆PQR, seperti tampak pada gambar berikut :
Gambar 1.9 Segitiga PQR
Selain dapat digunakan untuk menentukan kesikuan suatu segitiga, lebih lanjut, hubungan nilai a2 + b2 dan c2 dapat digunakan untuk menentukan jenis suatu segitiga. Perhatikan perubahan sudut akibat perubahan c, sementara a dan b tetap, seperti pada tiga gambar berikut ini:
Gambar 1.10 Macam-macam Segitiga
Pada segitiga kedua, a2
+ b2 = c2 dan segitiganya siku-siku.
Pada segitiga pertama, a dan b sama dengan pada segitiga
kedua tetapi c lebih kecil, sehingga a2 + b2 <
c2. Turunnya c, menyebabkan ∠c mengecil, sehingga segitiga tersebut merupakan segitiga
lancip. Pada segitiga ketiga, a dan b sama dengan pada
segitiga kedua tetapi c lebih besar, sehingga a2 + b2
> c2. Naiknya c, menyebabkan ∠c membesar, sehingga segitiga tersebut merupakan segitiga
tumpul.
Dengan demikian, jika a, b,
dan c adalah panjang sisi-sisi suatu segitiga dengan c panjang
sisi terpanjang, bila :
1) a2 + b2 < c2 (Jika
kuadrat sisi terpanjang lebih kecil dari jumlah kuadrat sisi-sisi lainnya maka segitiga tersebut merupakan segitiga
lancip).
2)
a2
+ b2 = c2 (Jika kuadrat sisi terpanjang
sama dengan jumlah kuadrat sisi-sisi lainnya maka segitiga tersebut merupakan segitiga siku-siku).
3)
a2
+ b2 > c2 (Jika kuadrat sisi terpanjang
lebih besar dari jumlah kuadrat sisi-sisi lainnya maka segitiga tersebut
merupakan segitiga tumpul).
Contoh :
Tentukan jenis masing-masing segitiga yang panjang sisinya :
a) 5, 12, 13
b) 8, 9, 15
c) 4, 7, 11
Penyelesaian :
Misalkan c = sisi terpanjang , sedangkan a dan
b panjang sisi yang lain, maka diperoleh:
a) 52 + 122 = 169
dan 132 = 169, karenanya 52 + 122 = 132.
Jadi segitiga siku-siku
b) 82 + 92 = 145
dan 152 = 225, karenanya 82 + 92 < 102.
Jadi segitiga lancip
c) 42 + 72 = 65
dan 112 = 121, karenanya 42+72 > 112. Jadi segitiga
tumpul
Jadinya a2 + b2 =
c2 sebagai kriteria kesikuan suatu segitiga, menimbulkan
daya tarik untuk mencari pasangan-pasangan bilangan a, b, dan c
yang memenuhi hubungan itu. Tiga bilangan a, b, c yang
memenuhi hubungan a2 + b2 = c2 disebut
tripel Pythagoras, yang akan dijelaskan oleh kelompok selanjutnya.[7]
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1.
Dalil atau teorema pythagoras yaitu kuadrat
sisi miring (hipotenusa) suatu segitiga siku-siku sama dengan jumlah
kuadrat dua sisi lainnya.
2.
Penggunaan dalil pythagoras yaitu :
a. Menentukan
panjang sisi segitiga siku-siku
c2 = a2 + b2 c = √a2 + b2
a2 = c2 – b2 a = √c2 – b2
b2 = c2 – a2 b
= √c2 –
a2
b.
Menentukan
jenis segitiga
a, b, dan c adalah panjang sisi segitiga, c panjang
sisi terpanjang jadi :
1)
a2
+ b2 < c2 (Jika kuadrat sisi terpanjang
lebih kecil dari jumlah kuadrat sisi-sisi lainnya maka segitiga tersebut merupakan segitiga
lancip).
2)
a2
+ b2 = c2 (Jika kuadrat sisi terpanjang
sama dengan jumlah kuadrat sisi-sisi lainnya maka segitiga tersebut merupakan segitiga siku-siku).
3)
a2
+ b2 > c2 (Jika kuadrat sisi terpanjang
lebih besar dari jumlah kuadrat sisi-sisi lainnya maka segitiga tersebut
merupakan segitiga tumpul).
B.
Saran
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai
materi yang menjadi pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak
kekurangan dan kelemahannya, karena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya
rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini.
Penulis banyak berharap para pembaca bisa
memberikan kritikan dan saran yang tepat guna membangun kesempurnaan makalah
ini dan penulisan makalah di kesempatan – kesempatan berikutnya.
Semoga makalah ini dapat berguna bagi penulis khususnya
dan juga para pembaca pada umumnya.
DAFTAR PUSTAKA
Budi, Endah, dkk. 2008. Matematika SMP Kelas VIII. Jakarta : Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikan Nasional
Muda Agus, dkk. 2006. Matematika
Kelas VIII. Surakarta : Wijaya
Setyawati, Maunah, dkk.
2009. Matematika 3. Surabaya : LAPIS PGMI
Wulansari,
Seftine. (Tanpa Tahun). 25 Macam Pembuktian Teorema Pythagoras. [Online]
Tersedia : http
://seftinewulansari.blogspot.co.id/2014/01/25-macam-pembuktian-teorema-pythagoras.html?m=1.
Diakses pada tanggal 28 Februari 2016 pukul 07.00 WIB
[1] Endah Budi,
dkk, Matematika SMP Kelas VIII,
(Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, 2008), hal 111
[2]
Maunah
Setyawati, dkk, Matematika 3, (Surabaya : LAPIS PGMI, 2009), hal 10-11
[3] Agus Muda,
dkk, Matematika Kelas VIII, (Surakarta : Wijaya, 2006), hal 53-54
[4]
Endah Budi,
dkk, Matematika SMP Kelas VIII,
(Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, 2008), hal 113
[5]
Maunah
Setyawati, dkk, Matematika 3, (Surabaya : LAPIS PGMI, 2009), hal 11-12
[6] Seftine Wulansari. (Tanpa
Tahun). 25 Macam Pembuktian Teorema Pythagoras. [Online] Tersedia :
http ://seftinewulansari.blogspot.co.id/2014/01/25-macam-pembuktian-teorema-pythagoras.html?m=1.
Diakses pada tanggal 28 Februari 2016 pukul 07.00 WIB
[7] OpChit, hal
14-16
youtube channel : YouTube, Videos, RNG, MP3 (video - Videoodl.cc
BalasHapusyoutube channel : YouTube, Videos, RNG, MP3 (video). YouTube youtube to mp3 conconventer Channel : YouTube, Videos, RNG, MP3 (video). YouTube Channel : YouTube, Videos, RNG, MP3 (video). YouTube Channel : YouTube, Videos, RNG, MP3 (video). YouTube Channel : YouTube, Videos, RNG, MP3 (video). YouTube Channel : YouTube, Videos, RNG (video). YouTube Channel : YouTube, Videos, RNG (video).
Best 8 Casinos Near Laurel (MD) - Mapyro
BalasHapusBest 목포 출장안마 8 경상남도 출장안마 Casinos Near Laurel (MD) · Casinos near 여주 출장샵 Laurel (MD) · Golden 삼척 출장안마 Nugget Casino Hotel 통영 출장안마 and Resort · Casino Queen of Laurel (MD) · Silver Legacy Casino & Resort · Casino